Friday, March 30, 2007

Saturday, March 10, 2007

Friday, March 09, 2007

Kami Takut ...
Oleh : Asro Kamal Rokan


Pesan singkat masuk ke handphone saya: Apa yang terjadi pada bangsa ini, bencana terus datang susul-menyusul. Apakah Tuhan YME sedang menghukum bangsa ini? Lihatlah, kini Sumatra Barat yang diguncang gempa. Sejumlah orang tewas.

Saya tak berani menjawab pertanyaan tersebut, karena saya --dan tentu saja teman yang mengirim pesan singkat itu-- tak tahu kehendak Allah, apalagi mewakili-Nya untuk menjelaskan alasan bencana demi bencana terhadap bangsa ini. Secara ilmiah, mungkin ada alasannya. Namun, yang pasti alam tunduk pada kehendak Allah, mereka sujud, tak pernah membantah, apalagi menolak.

Ya Allah, bencana memang terus menerpa negeri ini. Media massa masih memberitakan tanah longsor di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Sebanyak 53 orang dinyatakan tewas. Sebagian ada yang belum ditemukan mayatnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono khusus memimpin rapat kabinet untuk mengatasi akibat-akibat dari bencana ini, termasuk soal pengungsi. Sehari kemudian, tersiar lagi berita yang menyesakkan. Belasan orang tewas akibat gempa berkekuatan 6,0 Skala Ritcher di Sumatra Barat.

Ya Allah, dapatlah kami rasakan betapa orang-orang panik, berlarian mencari tempat yang menurut mereka aman. Anak-anak dengan kakinya yang kecil, ikut berlari tanpa mereka tahu apa yang terjadi. Ibu-ibu tak sempat menyusui bayinya. Mereka sangat takut, takut sekali ....

Ya Allah, Kau Maha Tahu. Tolonglah kami, cukupkanlah sudah bencana ini. Kami takut, bencana demi bencana ini menjadi suatu yang biasa. Tidak lagi menggetarkan kami, tidak lagi membuat kami sadar betapa kecilnya kami atas kekuasaan-Mu, tidak lagi membuat hati kami terketuk untuk saling membantu.

Kami takut ini menjadi biasa, seperti kami telah terbiasa melihat pengemis mengais tong sampah untuk makan, seperti kami terbiasa melihat seseorang tewas akibat tabrak lari, seperti kami terbiasa melihat polisi menerima sogokan Rp 10 ribu, seperti kami terbiasa melihat orang tua memukul anak-anaknya, terbiasa mendengar kata-kata kasar dan tahayul-tahayul di sinetron.

Kami takut ya Allah, bencana demi bencana ini menjadi suatu yang biasa. Kami takut jiwa dan hati nurani kami menjadi kebal dan tidak lagi peduli pada penderitaan saudara-saudara kami itu. Kami juga takut, mencari-cari kesalahan pihak lain atas bencana ini, dan nauzubiillah, kami takut mengaitkan bencana ini pada tahayul.

Ya Alllah, kami hanya bisa meminta: Tolonglah kami. Perkuat iman kami, perkuat rasa cinta kami terhadap sesama. Kuatkan kesadaran kami bahwa kami tidak berarti apa-apa, bahkan jauh lebih kecil dari sebutir debu di gurun yang maha luas jika dibanding dengan kekuasaan-Mu, dibanding dengan kehendak-Mu yang Mahaagung. Apalah kami ini dalam lautan kasih sayang-Mu. Kami tidak berdaya ya Allah, sangat tidak berdaya.

Ya Allah, kami telah tersesat. Bencana demi bencana ini mungkin jalan yang Kau tunjukkan untuk mengetuk Rumah-Mu, kami ketuk ya Allah dengan segala kelembutan hati kami. Kami ingin masuk ya Allah, kami ingin masuk, rebah di Kaki-Mu, sekarang juga ...

Saturday, March 03, 2007

Many peoples said that my daughter looks like me, honestly I like hear it :-) Actually her face very much like my early years.

Friday, March 02, 2007

Menyingkap 1001 Hikmah Shalat Subuh
Disarikan dari buku "MISTERI SHALAT SUBUH : Menyingkap 1001 Hikmah Shalat Subuh Bagi Para Pribadi dan Masyarakat"
Pengarang : DR. Raghib As-Sirjani
Penerbit : Aqwam


Pernah, salah seorang penguasa Yahudi, menyatakan bahwa mereka tidak takut dengan orang Islam kecuali pada satu hal adalah bila jumlah jamaah shalat Subuh menyamai jumlah jamaah shalat Jum'at. "Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya" Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu?

"Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya' dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak" [HR Al-Bukhari dan Muslim]. Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya;
hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit).

Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur. "Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, 'Nikmatilah malam yang panjang ini'. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas".

Jawablah dengan jujur : Ketika Anda harus berangkat keluar kota dengan menggunakan pesawat terbang atau kereta api pada pukul 05:00 pagi, bisakah dengan potensi fisik Anda tiba di bandara atau stasiun tepat pada waktunya? Apakah ada kelonggaran bagi Anda untuk datang terlambat ? Apabila ada seorang pengusaha yang berjanji akan memberi Anda uang setiap hari pada pukul 05:00 pagi sebesar Rp 1 juta jika Anda datang tepat padawaktunya, apakah Anda akan mendatanginya? Apakah Anda akan beralasan bahwa Anda tidur terlambat, sehingga Anda tidak bisa datang?

Jika Anda benar-benar dapat memenuhi keinginannya, sehingga Anda mendapat Rp 365 juta dalam setahun, lalu keesokan harinya ajal datang menjemput. Bayangkan Anda dibawa dengan keranda menuju liang lahat. Jika Anda berada di posisi ini, jawablah dengan jujur : "Apakah Anda senang masuk liang lahat dengan membawa Rp 365 juta, dan tidak melaksanakan shalat Subuh walau sekalipun?" Ataukah lebih utama bila Anda masuk liang lahat dengan membawa 365 shalat Subuh, dan Anda tidak bawa uang walau hanya seribu rupiah?" Jawablah dengan sejujur-jujurnya! Manakah yang lebih kekal dan bermanfaat?

"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya' dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat" [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah] Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.

"Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh lima lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh". "Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka - padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka - "Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ?" Mereka menjawab, "Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga" [HR Al-Bukhari].

Sedangkan bagi wanita - walau shalat di masjid diperbolehkan - shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. "Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan,dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka" [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah].


Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasijahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. "Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?" (QS Huud:81).

Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia. "Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu" (QS Muhammad : 7). "Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa" (QS Al-Hajj:40).


TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :
1. Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya.
2. Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari.
3. Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali.
4. Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh.
5. Carilah kawan yang baik (shalih).
6. Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa).
7. Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari.
8. Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding.
9. Bantulah dengan 3 buah bel pengingat (jam weker; telpon; bel pintu).
10. Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga.

Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri.
At least I can tell to my children that I ever been part of the team that contributed to the big event such as last Asian Games 15 Doha 2006 :-)